I can't guest
About you
You make me ask
Always in my heart
About you
How, if i love you finally
Form your last and more
How, if all true be right
Maybe this is bautiful
Dalam pembuatan peta apabila kita ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar. Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke bidang datar yang dinamakan Proyeksi Peta.
Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:
Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar peta di globe bumi.
Luas permukaan yang diubah harus tetap.
Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.
Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Proyeksi berdasarkan bidang asal
Bidang datar (zenithal)
Kerucut (conical)
Silinder/Tabung (cylindrical)
Gubahan (arbitrarry)
Jenis proyeksi no.1 sampai no.3 merupakan proyeksi murni, tetapi proyeksi yang dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita jumpai sehari-hari tidak ada yang menggunakan proyeksi murni di atas, melainkan merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh melaui perhitungan (proyeksi gubahan).
Dalam kesempatan ini tidak akan dijelaskan bagaimana perhitungan proyeksi tersebut di atas, akan tetapi cukup jenis proyeksi apa yang biasa digunakan dalam menyediakan kerangka peta di seluruh dunia.
Contoh proyeksi gubahan :
Proyeksi Bonne sama luas
Proyeksi Sinusoidal
Proyeksi Lambert
Proyeksi Mercator
Proyeksi Mollweide
Proyeksi Gall
Proyeksi Polyeder
Proyeksi Homolografik
Kapan masing-masing proyeksi itu dipakai ?
1. Seluruh Dunia
Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide
Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
2. Daerah Kutub
Proyeksi Lambert
Proyeksi Zenithal sama jarak
3. Daerah Belahan Bumi Selatan
Sinusoidal
Lambert
Bonne
4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa
Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.
Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai
Untuk daerah yang membujur Utara-Selatan tidak jauh dari Khatulistiwa pilih Lambert atau Bonne.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan.
Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka Kita dituntut harus tepat dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung pada bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan, ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan.
Sekarang perhatikan terlebih dahulu gambar berikut ini!
Pada gambar 03.3 Anda dapat melihat perubahan bentuk dari segi empat pada globe:
Berubah menjadi: | pada bidang datar. |
Sebagai akibatnya dapat dilihat pada gambar 03.4 berikut ini.
Pada gambar 03.4 bagian tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit mengalami distorsi (penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami distorsi yaitu menjadi lebih besar.
Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar khatulistiwa.
Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat terletak pada kutub, ekuator atau antara kutub dan ekuator.
Misalnya Anda akan memproyeksikan garis-garis meridian dan garis-garis lintang. Jika titik singgung antara bidang datar dan permukaan bola bumi terletak di kutub utara, setelah diproyeksikan garis lintang akan taampak sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub. Garis meridian akan tampak sebagai garis lurus yang berpusat di kutub dengan sudut yang sama.
Perhatikan gambar berikut ini!
Pada gambar 03.6 Anda dapat melihat perubahan bentuk pada garis lingkaran terluar. Garis tersebut lebih besar dari garis di globe. Jadi paling banyak mengalami distorsi. Pada bagian kutub relatif tidak mengalami perubahan atau distorsi, jadi hampir mendekati kesesuaian. Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar kutub.
B. Satuan Koordinat
Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.
Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik acuan tersebut secara asumsi, maka sistim koordinat tersebut bersifat Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistim kesepakatan dasar matematisnya.
Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM adalah salah satu transformasi geografi yang mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan. Permasalahan yang timbul adalah :
SATUAN (unit) . Besaran Pada Koordinat Geografi dinyatakan dalam besaran sudut (derajat), besaran pada Koordinat UTM dinyatakan besaran panjang (meter).
Bidang persamaan, pada Koordinat geografi dinyatakan sebagai permukaan Elipsoid, sedang bidang persamaan UTM merupakan bidang datar.
Jadi hubungan antara koordinat geografi dan UTM adalah :
ON = Origin North = 10,000,000 m
G = Panjang busur Meridian
ko =0.9996
OE = Origin East = 500,000 m
p = Panjang busur Paralel
Kor = Koreksi akibat perubahan bentuk 3 D garis lengkung ke 2D.
Garis Meridian : Garis lengkung melingkar dipermukaan Elipsoid dan melewati 2 kutub
Garis Paralel : Lingkaran melintang dipermukaan Elipsoid dari Kutub U ke S sejajar Equator.
Kesimpulan Dihubungkan Dengan Konsep GIS
Karena Sistem Informasi Geografi (GIS) merupakan metoda sajian terpadu, maka semua data masukan spasial maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan Sistim Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam me-manage data untuk sasaran informasi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Fungsi Sistim Proyeksi dan transformasi sangat memegang peranan sangat penting.
Hal lain yang perlu diingat bahwa konsep GIS memanfaatkan pula jaringan data antar Pusat dengan Daerah, antar Instansi yang bersifat Nasional , yang sangat berguna untuk analisis terhadap suatu dampak dari perubahan data yang masuk dalam cakupan yang lebih luas. Jadi kesatuan dalam Sistim Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.
C. Transformasi Datum
Dalam permasalah proyeksi peta, datum merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena hal tersebut akan menentukan keakuratan peletakan titik/objek pada sebuah peta. Transformasi datum merupakan proses konversi koordinat-koordinat titik-titik yang bereferensi terhadap suatu datum (system koordinat) ke datum yang lain. Saat ini terdapat sekitar 200 datum yang digunakan di dunia.
Sebagai contoh adanya perbedaan datum yang digunakan oleh Negara Indonesia pada masa lampau yaitu Id-74. Oleh karena itu dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan SIG dimana kita biasanya mengintegrasikan dengan data koordinat/spasial yang lain, maka pengguna harus mentransformasikan datum tersebut ke datum global yaitu WGS84. Hal tersebut disa dilakukan pada jendela Projection Utility Wizard pada menu DATUM. Pada kotak dialog dimenu DATUM pilih Indonesia_1974_To_WGS_1984.
Extension ini berguna untuk memproyeksikan shapefiles ke dalam system koordinat yang umum. Utiliti proyeksi ini mendukung sejumlah system proyeksi dan konversi datum. Bila telah ter-install dan kemudian diaktifkan, fasilitas ini akan muncul di menu file-Arcview Projection Utility Wizard
Sumber :
http://gis-tutorial.blogspot.com
www.geografiana.com
organisasi.org
www.geocities.com
www.dephut.go.id
http://gis.esri.com
A. Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja
B. Konsep Pemetaan
Peta adalah gambar atau lukisan keseluruhan atau pun sebagian permukaan bumi baik laut maupun darat.
Peta dapat diklasifikasi menjadi dua / 2 jenis, yakni :
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menampilkan bentuk fisik permukaan bumi sati wilayah. Contoh : peta jalan dab gedung wilayah DIY Yogyakarta.
2. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah terterntu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian, perkebunan, peta iklim dan lain sebagainya.
Pembagian Peta : Peta Luas dan Peta Sempit. Bentuk Lain Dari Peta antara lain : Atlas, Globe. Pengertian atau definisi skala : Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dengan satuan atau tehnik tertentu. Jenisnya antara lain :
1. Skala angka / skala pecahan
2. Skala Satuan
3. Skala Garis
C. Penemu, Sejarah dan perkembangan SIG
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut. Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada).
D. Komponen SIG
Komponen SIG Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
1. Masukan sata merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain.
2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).
3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG.
4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular.
Sumber :
http://adingresik.blogspot.com/2007/09/sistem-informasi-geografi-siggeographic.html
http://organisasi.org
Fasilitas dan sistem pembelajaran di sekolah nasional plus seharusnya lebih baik dari sekolah nasional. Dengan keberagaman latar belakang sosial, kepekaan dan pemahaman akan keberbedaan anak pun akan lebih terasah. |
Sumber: |
Di mata perempuan yang matang, yang siap untuk anda nikahi maka lelaki yang ideal itu sangat sederhana. Lelaki cukup mampu membuat dia nyaman, membanggakan secara batin bukan hanya ketampanannya dan juga bisa ngemong. Perempuan akan lebih "tunduk" dengan lelaki yang tegas, mampu mengambil keputusan, percaya diri, sangat konsisten dan gampang meminta maaf jika bersalah. Lelaki jenis ini akan membuat perempuan betah berlama-lama berbicara dengannya, memandang matanya dan mencari-cari, adakah cinta di mata lelaki semacam itu.
Selain rasa kagum, perempuan juga nyaman bersama lelaki yang cerdas, menguasai banyak hal dan bidang tertentu dan mampu beradaptasi dengan cepat, tak minderan meskipun miskin. Berani, berjiwa besar dan jujur.
Perempuan akan selalu nyaman bersama lelaki yang memandang perempuan dengan sikap hormat, tak merendahkan meskipun memang dia lebih pintar dari perempuan. Lelaki yang semacam ini akan membuat perempuan merasa berharga berada di sampingnya. Tapi sayangnya sekarang ini sangat sulit untuk mendapatkan lelaki ideal.
Terkadang kelemahan lelaki muda adalah gagal menangkap keinginan perempuan, tak sabar dan tak tahu cara memperlakukan perempuan dengan baik. Mereka banyak menganggap, jika kaya, perlente dan bersih, otomatis perempuan akan menyukainya. Cara pandang semacam itu membuat perempuan justru memandang rendah mereka. Memang sebagian lelaki merasa ideal karena kantong atau busananya, atau cerita tentang liburannya tetapi bukan karena sikap diri dan batinnya.
Jadi tidak sulit untuk menjadi pria ideal. Yang penting sikap batin anda dan rasa rendah hati untuk selalu membuat diri sempurna dengan balutan kejujuran. Apakah anda tertarik menjadi lelaki ideal idaman kaum perempuan ? Cobalah untuk bersikap lebih berjiwa besar dan jujur.